PLNWatch.id | Kebakaran Kilang Cilacap merupakan kali kedua di sepanjang tahun ini. Sebelumnya, pada Juni lalu kilang ini juga terbakar akibat ledakan salah satu tangkinya.
Kilang terbakar, Sabtu (13/11/2021), sekitar pukul 19.00. Kilang tersebut merupakan satu dari enam kilang Pertamina, dengan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Kilang ini memiliki sekitar 200 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memberikan tanggapannya perihal insiden kebakaran yang terjadi di kilang Pertamina Cilacap, Jawa Tengah ini.
"Kebakaran kilang dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang," ujar Fahmy, Minggu (14/11/2021).
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar yang harus mengungsi.
"Mestinya sistem pengamanan kilang sudah sesuai dengan standar international. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," ungkap Fahmy.
Menurut dia, semakin menguatkan indikasi bahwa kebakaran itu disengaja pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran, yang menjadi lahan pemburuan.
"Bisa juga kejadian ini berpengaruh terhadap harga BBM, tapi harga BBM ditetapkan oleh pemerintah, sehingga tidak berpengaruh secara langsung," pungkasnya. [Tio]