PLNWatch.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID) sepakat untuk mempercepat transisi energi agar lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Caranya dengan memperluas akses energi terbarukan dan modernisasi sistem
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Komitmen ini tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Adapun kemitraan merupakan bagian dari bantuan USAID kepada Indonesia di bawah koordinasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN memiliki cita-cita mencapai Net Zero Emission pada 2060 untuk mendukung visi pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Darmawan menjelaskan, peta jalan, tujuan dan strategi telah dibangun, tetapi pihaknya menyadari bahwa masih ada banyak tantangan.
"PLN termasuk di antara perusahaan penyedia jasa Asia ke-6 yang berkomitmen pada karbon netral. Kami telah mempersiapkan dengan sangat rinci roadmap dan strategi yang mencakup pengembangan energi terbarukan skala besar, penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara, konversi diesel ke pembangkit listrik terbarukan, dan co-firing menggunakan biomassa," ujarnya.
Melalui MoU ini, USAID akan membantu Indonesia lebih lanjut dalam mengembangkan skenario dekarbonisasi di sektor kelistrikan, seperti tidak lagi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batu bara, dan mengidentifikasi insentif yang dapat meningkatkan investasi energi terbarukan untuk mencapai Indonesia Just Energy Transition Partnership (IJETP) di bawah kepemimpinan Amerika Serikat dan Jepang bersama mitra internasional lainnya.