PLNWatch.id | Presiden Joko Widodo atau Jokowi meyakini jika investasi yang ingin masuk ke PLN dan Pertamina jumlahnya tidak sedikit. Namun hal itu terhalang dengan proses birokrasi yang panjang.
"Investasi yang ingin masuk ke Pertamina, ke PLN ini ngantri dan banyak sekali. Tapi ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan BUMN kita sendiri. Saya ini orang lapangan, saya kadang ingin marah," kata Jokowi dalam rapat pengarahan yang disiarkan di kanal Youtube Sekeretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Jokowi melanjutkan, kejengkelan dirinya disebabkan akan pengetahuannya yang paham akan seluk beluk di lapangan. Dia yakin, hal yang menyulitkan tersebut dapat dibuat mudah jika pekerja PLN dan Pertamina mau bekerja lebih profesional lagi.
"Kok sulit banget dilakukan? Sesuatu yang gampang kok tidak jalan-jalan, posisi-posisi ini harus terus diperbaiki dengan profesionalisme, Bapak Ibu," minta Jokowi dikutip dari liputan6.
Jokowi meminta setiap penugasan harus dihitung konsekuensinya bagi PLN. Tarifnya seperti apa dan bagi Pertamina, Premium dan LPG seperti apa. Dia ingin, semua disampaikan transparan dan terbuka apa adanya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Blak-blakan dengan angka, kalkulasi, tapi yang logis, (jangan) karena penugasan wah mikirnya engga dicek, yaitu nanti kalau mau sekuritisasi harganya kemahalan. Karena itu mentang ada penugasan ya numpang, ini kalau kebangetan ya akan saya lakukan tindakan," wanti Jokowi menanandasi. [Tio]