PLNWatch. WAHANANEWS.CO - Dalam gelap pagi yang masih menyelimuti Cianjur, Hendi Maulana, pegawai Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PLN UP3 Cianjur, melangkah meninggalkan rumah, rutinitas harian, dan keluarganya untuk sebuah tugas kemanusiaan jauh dari Jawa Barat, menuju Aceh, Senin (9/12/2025).
Ia bergabung bersama tim bantuan PLN UID Jawa Barat dengan membawa perlengkapan keselamatan dan tekad kuat untuk membantu pemulihan kelistrikan pascabencana yang melanda Aceh dan membuat ribuan warga hidup tanpa akses listrik.
Baca Juga:
Perbaikan Tower dan Jaringan Transmisi Tuntas: Sistem Kelistrikan Aceh Kembali Terhubung, PLN Masuki Tahap Operasional Pembangkit
Bencana tersebut menyebabkan jaringan listrik rusak parah, tiang roboh, kabel transmisi terputus, serta mengganggu suplai energi ke rumah warga, posko pengungsian, dan fasilitas vital, sehingga kehadiran personel PDKB menjadi sangat krusial.
Setibanya di Aceh, Hendi dan tim harus beradaptasi cepat dengan kondisi lapangan yang berat, tinggal di barak darurat, tidur beralas seadanya, memulai hari sejak dini untuk briefing, lalu bekerja hingga malam dalam cuaca yang tak menentu dan medan yang menantang.
Namun bagi Hendi, tantangan fisik bukanlah beban terberat dibandingkan jarak yang memisahkannya dari istri dan anak-anak yang ia tinggalkan di rumah.
Baca Juga:
Jelang Natal 2025, PLN Pastikan Listrik Gereja-gereja di Cianjur Aman dan Andal
“Yang paling sulit itu bukan medan, tapi meninggalkan istri dan anak-anak di rumah,” ujar Hendi Maulana dengan suara tertahan haru.
Ia menegaskan bahwa keyakinan menjalankan tugas negara menjadi penguat langkahnya selama bertugas di wilayah terdampak.
“Tapi saya yakin, membantu Aceh bangkit juga bagian dari tugas negara,” katanya.
Momen paling berkesan bagi Hendi terjadi saat listrik kembali menyala di salah satu desa yang sebelumnya gelap gulita akibat bencana.
“Ketika pertama kali listrik menyala lagi di salah satu desa, rasanya semua lelah hilang,” tutur Hendi.
Di sela kelelahan, setiap malam Hendi menyempatkan diri melakukan panggilan video dengan keluarganya, di mana senyum anak-anaknya menjadi sumber energi baru untuk menjalani hari-hari berat berikutnya.
Manajer PLN UP3 Cianjur Andre Pratama Djatmiko menyampaikan apresiasi atas keberanian dan ketulusan Hendi yang rela meninggalkan keluarga demi tugas kemanusiaan.
“Hendi menunjukkan semangat sejati PLN Untuk Indonesia,” ujar Andre Pratama Djatmiko.
Ia menambahkan bahwa pengabdian seperti ini bukan perkara mudah dan patut menjadi teladan bagi seluruh insan PLN.
“Meninggalkan keluarga demi tugas kemanusiaan bukan perkara mudah, dan kami bangga memiliki pegawai dengan dedikasi luar biasa seperti Hendi,” katanya.
Apresiasi juga disampaikan General Manager PLN UID Jawa Barat Sugeng Widodo kepada seluruh tim yang diterjunkan ke Aceh dalam misi pemulihan kelistrikan pascabencana.
“Pemulihan kelistrikan pascabencana membutuhkan keahlian, sinergi, dan hati,” ujar Sugeng Widodo.
Ia menegaskan bahwa peran PLN tidak semata menghadirkan listrik, tetapi juga menjadi bagian dari proses pemulihan kehidupan masyarakat.
“Hendi dan rekan-rekan PLN Jabar menunjukkan bahwa PLN hadir bukan hanya sebagai penyedia listrik, tetapi juga sebagai kekuatan yang membantu masyarakat bangkit kembali,” tuturnya.
Kini, seiring banyak wilayah Aceh kembali terang, kisah Hendi Maulana menjadi simbol bahwa di balik setiap cahaya yang menyala terdapat pengorbanan, keberanian, dan keikhlasan insan PLN yang bekerja tanpa mengenal waktu.
PLN Untuk Indonesia pun bukan sekadar slogan, melainkan napas perjuangan pegawai yang siang dan malam menghadirkan terang bagi sesama.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]