PLNWatch.WahanaNews.co | Pemutusan arus listrik terjadi di lapangan bola voli Desa Gajahmati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada (31/8) lalu.
Terkait hal tersebut, akhirnya pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Gajahmati angkat bicara dan memberi penjelasan.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Sri Lestari selaku Kepala Desa (Kades) Gajahmati menuturkan, jika pemutusan listrik tersebut dilakukan tidak secara sepihak.
Namun, sudah menjadi kesepakatan bersama oleh pihak panitia acara lomba voli Nyai Serati Cup I.
“Itu sebenarnya sudah menjadi kesepakatan, kami tidak secara sepihak melakukan pemutusan arus listrik tersebut. Sebelumnya, panitia acara lomba izin kepada pihak Pemrintah desa (Pemdes) hanya untuk acara lomba voli. Setelahnya, akan dicabut dari pihak panitia, tapi hingga satu minggu tak kunjung direalisasikan,” ucap Sri Lestari pada Jumat (2/9/2022).
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Lebih lanjut, Sri Lestari menambahkan, akhirnya pihak Pemdes Gajahmati memutus saluran listrik di lapangan voli tersebut dengan mengundang petugas dari PLN.
Namun, menurutnya, ada oknum salah satu warga yang menurutnya sebagai provokator dengan memvideokan pemutusan arus listrik tersebut dan kemudian di viralkan di media sosial.
“Inikan kesepakatan, dan dari pihak panitia lomba tidak ada komunikasi terkait bagaimana kelanjutannya. Kok malah diviralkan dan kesannya menyudutkan pihak Pemdes Gajahmati, ” jelasnya.
Pihaknya juga menyayangkan, bahwa dari awal lomba tersebut, dirinya ataupun pihak Pemdes Gajahmati tidak dilibatkan dalam perizinan atau hal lain sebagainya terkait turnamen tersebut.
“Tiba-tiba kami dapat undangan saja, dan tidak ada komunikasi dengan Pemdes. Padahal kegiatan tersebut bukan agenda dari karang taruna desa kami, tapi dari luar desa kami,” bebernya.
Dengan adanya kejadian seperti itu, Sri lestari mengutarakan isi hatinya bahwa pihak Pemdes Gajahmati dan Kades merasa sangat disakiti, karena hal tersebut sampai terasa di ranah kehidupan pribadinya.
“Saya sangat tidak nyaman, apalagi saya punya anak sudah dewasa. Nanti bagaimana jika dia di-bully teman-temannya, inikan sangat tidak baik untuk psikisnya,” terang dia.
Lantas, dirinya memohon maaf atas kegaduh yang terjadi untuk beberapa hari ini, yang membuat tidak nyaman berbagai pihak. Dengan ini dirinya menyatakan apa yang telah dikatakannya adalah hal yang sejujur-jujurnya.
Kendati demikian, jika masalah ini terus dipermasalahkan dan mengganggu kehidupan pribadinya dan pihak Pemdes yang lain, dia akan mengambil tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku.
“Jika memang masalah ini terus dipermasalahkan dan membawa keranah pribadi ataupun keluarga saya serta pihak Pemdes. Maafkan saya jika kami mengambil langkah tegas sebagai upaya perlindungan diri agar harkat dan martabat saya sebagai masyarakat tidak dianggap serendah itu,” tegas Sri Lestari. [Tio]