PLNWatch.WahanaNews.co | Pemerintah terus menggenjot program konversi kendaraan bermotor Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bensin menjadi kendaraan bermotor listrik.
Mengutip data pemerintah, peningkatan jumlah kendaraan tercatat cukup drastis, dengan rata-rata pertumbuhan 4,1 persen per tahun dan didominasi kendaraan roda dua (121 juta unit tahun 2021).
Baca Juga:
Disubsidi Rp 10 Juta, Modif Motor BBM ke Listrik Tetap Sepi Peminat
Alhasil, program konversi ini diharapkan mampu memberikan dampak sangat signifikan baik efisiensi maupun pengelolaan lingkungan.
"Saat ini di Indonesia ada sekitar 120.000.000 sepeda motor, jika per satu motor menggunakan BBM 0,34 liter per hari dikalikan dengan 120.000.000 itu sama dengan 700.000 barel crude yang digunakan. Tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma nge-cash saja, nah jika per liter BBM [harga lama] Rp7.650 per liter itu akan terkumpul biaya untuk pembelian BBM sebesar Rp2,3 juta rupiah untuk membeli BBM, tetapi jika menggunakan motor listrik dia cuma mengeluarkan uang sebesar Rp585.000 dengan harga BBM yang sekarang Rp10.000 per liter maka perbedaanya akan semakin besar," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif, dikutip dari keterangan resminya, Senin (19/9/2022).
Ia menambahkan biaya konversi motor dari berbahan bakar fosil menjadi motor listrik dapat menyentuh angka Rp15 juta per unit pada saat ini.
Baca Juga:
Hadirkan 12 Motor Listrik Hasil Konversi di IIMS 2023, PLN Tawarkan Pengunjung 'Tes Drive'
“Sekarang ini yang diperkirakan dengan kondisi harga di dunia yang lagi meningkat diperkirakan biaya sampai Rp15 juta per motor,” kata Arifin saat acara konversi motor listrik di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (19/9/2022).
Arifin mengatakan pemerintah masih mengkaji sejumlah paket insentif agar harga konversi motor listrik dapat terjangkau bagi masyarakat.
Dia mengatakan kementerian terkait tengah membahas beberapa subsidi untuk ikut mendukung percepatan peningkatan pembelian kendaraan listrik di tengah kampanye pemerintah untuk beralih pada energi nonfosil belakangan ini.
“Apakah separuhnya dibantu [pemerintah] separuhnya oleh pemilik motor dan pemilik motor bisa mendapatkan dukungan pinjaman dari perbankan,” kata dia.
Kendati demikian, dia memastikan, harga konversi untuk beralih pada daya listrik itu bakal berangsur murah ke depan.
“Harga tadi masih harga 10 sampai 100 unit tapi kalau ini sudah masif dan kemudian ada insentif lain pasti juga akan turun,” kata dia.
Kementerian ESDM menargetkan peralihan penggunaan motor listrik berbasis baterai sebanyak 6 juta unit pada 2025.
Target itu dipatok untuk mempercepat program transisi energi bersih sembari menekan impor dan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang terlanjur lebar cukup besar pada tahun ini.
Adapun ESDM turut menargetkan konversi motor BBM ke motor listrik sebanyak 1.000 unit pada tahun ini.
Rencananya, bakal terdapat 13 juta motor listrik dari motor listrik baru maupun hasil konversi pada 2030. [Tio]