Darmawan memaparkan, untuk segmen rumah tangga, industri dan bisnis masing-masing tumbuh 0,55 persen, 10,55 persen dan 13,8 persen secara YoY.
Ditambah kegiatan belajar mengajar dan ibadah yang mulai dilakukan secara offline, penggunaan listrik pada segmen sosial juga bertumbuh hingga 16,51 persen YoY.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Pada bulan November 2022 saja, kami berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 22,9 TWh. Jika dibandingkan dengan penjualan bulan November tahun lalu, ada kenaikan sebesar 2,31 persen," tambahnya.
Ia menambahkan, faktor pendorong peningkatan konsumsi listrik tersebut disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat, yang sebelumnya bertumpu pada energi berbasis BBM ke energi listrik.
Di samping itu, PLN juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan energi listrik dengan menyokong kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Salah satu upaya PLN adalah melalui Program Electrifying Agriculture (EA) yang ditujukan pada sektor pertanian atau peternakan.
Program ini didesain untuk mendorong penggunaan teknologi guna meningkatkan produktivitas petani atau peternak melalui pemanfaatan energi listrik.
"Total penjualan listrik dari EA mengalami pertumbuhan yang signifikan. Per November 2022, pertumbuhan penjualan listrik EA sebesar 4,67 TWh atau mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 20,98 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Darmawan.