Sementara itu, kantor pemerintah dan bank akan dipotong jam bukanya menjadi tujuh jam sehari, bukan delapan jam. Namun, kantor swasta akan diizinkan untuk mengatur jam operasional mereka sendiri, kata Islam.
Dia menambahkan, pemerintah akan terus memberikan listrik ke desa-desa, termasuk di pagi hari ketika tanaman diairi.
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Banyak bagian Bangladesh diketahui mati listrik selama lebih dari dua jam sehari.
Negara ini menghasilkan sebagian besar listriknya dari gas alam, beberapa di antaranya diimpor.
Para pejabat telah menutup semua pembangkit listrik tenaga diesel negara itu, yang menyumbang sekitar 6% dari pembangkit listrik Bangladesh, karena meningkatnya biaya impor bahan bakar.
Baca Juga:
Chaos di Bangladesh: 109 Tewas dalam Kerusuhan, WNI Turut Jadi Korban
Awal bulan ini, harga bensin dinaikkan lebih dari 50%, dengan biaya bahan bakar naik dari 86 taka per liter (90 sen AS, 76p) menjadi 130 taka.
Pada saat yang sama harga solar dan minyak tanah naik lebih dari 40%.
Pada bulan Juli, Bangladesh menjadi negara Asia Selatan ketiga yang mencari pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF), setelah Sri Lanka dan Pakistan.