PLNWatch.id | Isu utama yang diboyong Indonesia dalam forum G20 adalah transisi energi.
Di sisi lain, beberapa negara berkembang masih memiliki masalah dalam aksesibilitas energi pokok.
Baca Juga:
Semangat Sumpah Pemuda, PLN Ajak Gen-B Dukung Penggunaan Transportasi Hijau
Co-Chair G20 ETWG Ministry of Energy and Mineral Resources Prahoro Yulijanto Nurtjahyo mengatakan, negara-negara berkembang di Afrika dan Asia menjadi pusat lokasi atas keterbatasan akses energi.
Bahkan setidaknya ada 14 negara yang menderita karena tidak memiliki electricity access dan clean cooking.
"Secara global kita butuh investasi sekitar USD30-35 (Rp 429 triliun-Rp 500 triliun) per tahun untuk (penanganan) akses listrik dan USD5-7 miliar (Rp 71,5 triliun-Rp 100 triliun) per tahun untuk akses memasak bersih. Total, setidaknya kita butuh suntikan investasi USD1,4 triliun per tahun hingga 2030 untuk dua isu tersebut," urai Prahoro, dikutip Kamis (28/4/2022).
Baca Juga:
Salurkan Energi Bersih, Wujudkan Kolaborasi: PLN Bidik Porsi Pembangkit EBT 75% Tahun 2030
Lanskap masalah dan sistem energi yang beragam menjadi tantangan tersendiri bagi negara berkembang dan emerging economies.
Untuk itu, peningkatan dan peluasan akses energi di negara-negara tersebut harus menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan, tantangan, hingga kapasitas wilayah yang ditetapkan.
"Setiap kebijakan, program, dan efektivitas aksi harus dilakukan melalui model bisnis dan instrumen pembiayaan yang inovatif," kata Prahoro.