Tak hanya di vila yang dijaganya, di tempat tinggalnya konsumsi listrik juga lebih tinggi.
Ia menggunakan daya 900 VA subsidi. Biasanya dia membeli token Rp 50 ribu untuk dua bulan. Namun, saat ini token habis sebelum satu bulan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
”Belum sempat lapor PLN. Tapi nanti saya tunggu dulu pembelian terakhir ada perubahan atau tidak,” jelasnya.
Sementara itu, PLN merilis penyesuaian tarif tenaga listrik (tarif adjustment) kepada pelanggan rumah tangga mampu nonsubsidi golongan 3.500 volt ampere (VA) ke atas (R2 dan R3) dan golongan pemerintah (P1, P2, dan P3) mulai 1 Juli 2022.
Dengan adanya penyesuaian tarif, pelanggan rumah tangga R2 berdaya 3.500 VA hingga 5.500 VA (1,7 juta pelanggan) dan R3 dengan daya 6.600 VA ke atas (316 ribu pelanggan) tarifnya disesuaikan dari Rp 1.444,7 per kilowatt hour (kwh) menjadi Rp 1.699,53 per kwh.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Manajer PLN UP3 Banyuwangi Yudho Rahadianto mengatakan, tarif listrik per kwh untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi PLN per 1 April sampai dengan 30 Juni 2022 tidak berubah atau tetap.
Begitu juga dengan tarif listrik PLN 2022 untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi lainnya juga tidak mengalami perubahan alias besaran tarifnya tetap.
Terkait keluhan konsumsi listrik yang dialami pelanggan, Yudho menyarankan pelanggan bisa men-download aplikasi PLN mobile dalam rangka kemudahan informasi terkait gangguan pelayanan dan keluhan.