“Hal itu terbukti dengan adanya pertumbuhun ekonomi yang diiringi dengan pertumbuhan demand listrik yg lebih tinggi dari perkiraan kami,” ujarnya.
Darmawan menjelaskan pada 2020 pertumbuhan listrik minus 0,79 persen, sementara pada 2021 bertumbuh sebesar 5,77 persen.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Tren pemulihan semakin tampak dari kinerja penjualan listrik semester I tahun 2022 yang bertumbuh sebesar 7,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Akibat pandemi Covid-19, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 pertumbuhan demand listrik diproyeksikan hanya 4,9 persen per tahun.
“Yang tadinya hanya sekitar 3-4 persen, kali ini bisa di atas 5 persen pertumbuhan demand listriknya,” jelasnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
General Manager PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY, Irwansyah Putra menambahkan dalam mendukung konser tersebut, PLN menerapkan skema pasokan berlapis.
Selain dipasok dari sistem kelistrikan, PLN juga menyiagakan 3 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) 100 kilovolt ampere (kVA) dan 80 kVA, 5 unit genset 500 kVA dan 250 kVA, unit gardu bergerak, dan 3 unit kabel bergerak disiagakan PLN.
Perlengkapan itu dilengkapi dengan ACOS (Automatic Change Over Switch) sehingga apabila sumber listrik utama mengalami gangguan bisa segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan secara otomatis.