PLNWatch.WahanaNews.co | PLN tengah mengupayakan agar seluruh desa di Indonesia dapat teraliri listrik PLN melalui optimalisasi dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diajukan sebesar Rp 10 triliun tahun ini.
Adapun saat ini masih ada sekitar 4.700 desa di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik dari PLN.
Baca Juga:
Jelang HUT RI, 13 Desa di Kabupaten Sintang Kini Terang dengan Listrik PLN
Dari jumlah itu sebanyak 293 desa belum menikmati listrik sama sekali, dan sisanya menikmati listrik secara mandiri alias bukan listrik PLN.
Dari total desa yang sama sekali belum teraliri listrik itu, telah mencatatkan rasio desa berlistrik di Indonesia mencapai 99,7 persen. Sedangkan rasio desa berlistrik PLN baru mencapai 90,78 persen.
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jatim, Hamzah mengatakan dalam pembangunan listrik desa yang akan menggunakan dana PMN dengan persetujuan DPR ini, Jatim tahun ini diusulkan akan ada empat desa yang seluruhnya ada di Kabupaten Sumenep.
Baca Juga:
Usulkan PMN 2025 Capai Rp3 Triliun, PLN Paparkan Alokasi Penggunaannya
“Ada empat desa di Sumenep Madura yang diusulkan untuk pembangunan listrik menggunakan dana PMN 2022 ini, di Desa Karamian, Desa Saseel, Desa Saur Saibus, dan Desa Sadulang,” ujarnya, Rabu (22/6/2022).
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Evy Haryadi mengatakan, rata-rata rasio desa yang teraliri listrik PLN masih di bawah 80 persen ini berada di wilayah Kalimantan, Maluku dan Papua.
“Sedangkan desa-desa yang belum teraliri listrik PLN ini mayoritas berada di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). Ini karena daerah tersebut sulit dijangkau dan membutuhkan investasi besar untuk bisa mengaliri listrik ke sana,” katanya.
Dia menjelaskan untuk mengaliri listrik di desa 3T ini sedikitnya dibutuhkan investasi sekitar Rp 25 juta – Rp 45 juta per kepala keluarga (KK). Sehingga total investasi yang dibutuhkan untuk mencapai target 100 persen desa berlistrik PLN membutuhkan sekitar Rp 18 triliun.
“Memang sasaran desa berlistrik ini mayoritas berada di wilayah 3T, dengan akses yang sulit maka secara kacamata bisnis ini tidak feasible.
Namun di sinilah peran PMN hadir agar seluruh masyarakat di desa tetap bisa mendapat akses listrik,” jelasnya.
Adapun investasi tersebut akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) Rp 1,7 triliun, untuk pembangunan transmisi dan distribusi Rp 3,8 triliun, dan untuk pembangunan jaringan distribusi sampai ke rumah warga di desa sasaran dialokasikan Rp 4,5 triliun.
Evy menambahkan, pada 2024 PLN akan kembali mengusulkan dana PMN sebesar Rp 8 triliun untuk mengejar sisa target rasio 100 persen desa berlistrik PLN.
“Target ini sesuai dengan cita-cita pemerintah dalam akses energi yang merata dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” imbuhnya. [Tio]