“Program yang diinisiasi antara lain pelatihan paralegal oleh LBH Bali Women Crisis Center (WCC) yang telah diikuti oleh 360 peserta dari Tabanan, Denpasar, Bangli, dan Badung, sehingga kami berharap kesuksesan ini dapat menjadi role model untuk dikembangkan di daerah lain,” ujarnya.
Sinthya menambahkan program pelatihan ini merupakan wujud kepedulian PLN yang sejalan dengan strategi korporasi yang fokus kepada aspek environmental, social, and governance (ESG) dan langkah nyata PLN untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) no 5 yaitu Mewujudkan kesetaraan Gender di Negara Indonesia.
Baca Juga:
Maraknya Penyalahgunaan Arus untuk 'Strum' Manusia, ALPERKLINAS Desak PLN Perketat Pengawasan
Di PLN sendiri melalui peran Srikandi, telah banyak program yang dilahirkan untuk kepentingan pegawai, perusahaan dan masyarakat.
Seperti peningkatan kapasitas Pegawai perempuan, Women support, scholarship hingga peran serta Srikandi PLN di masyarakat dengan membina beberapa UKM Perempuan.
Beberapa jabatan strategis mulai direksi hingga level BOD-1 dan seterusnya juga telah diduduki pemimpin perempuan yang dalam melaksanakan tugas perannya telah memberikan kinerja yang sangat baik.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Soroti Ancaman 'Power Wheeling' dalam RUU EBET Prolegnas 2025
Hal ini menunjukkan Perempuan mampu dan memiliki kemampuan untuk bersaing dalam dunia kerja bahkan di perusahaan energi seperti PLN. [Tio]