PLNWatch.id | Menindaklanjuti Surat Edaran Gubernur nomor 671/851/124.3/2022 tentang himbauan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan kompor induksi di Jawa Timur, PLN UID Jawa Timur giatkan kolaborasi dan sinergi kepada pemerintah-pemerintah daerah di Jawa Timur.
General Manager PLN UID Jawa Timur, Lasiran didampingi Manager PLN UP3 Kediri, Edi Cahyono mengunjungi Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar beserta jajarannya di Balai Kota setempat, Rabu (6/3/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dalam kesempatan tersebut, Lasiran menyampaikan target Zero Emission yang ingin dicapai pemerintah tahun 2060, sehingga diperlukan beragam upaya salah satunya dengan implementasi penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi.
“Kami mohon dukungan dari Wali Kota Kediri, Pak Abdullah karena saat ini PLN sedang dalam proses transisi energi fossil ke energi terbarukan.
Salah satu upaya yang sedang kami gencarkan adalah electrifying lifestyle, menggunakan kendaraan listrik dan kompor induksi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Mohon partisipasi dan kolaborasi karena sebelumnya Bu Gubernur telah mengeluarkan edaran untuk memasifkan penggunaan kendaraan listrik dan kompor induksi,” terang Lasiran.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam edarannya mengimbau kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, Asosiasi Pengelola Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun/Apartemen/Perhotelan/Real Estate/Restoran di Jawa Timur serta konsumen rumah tangga untuk menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan kompor induksi dalam kegiatan sehari-hari.
Menyambut positif kehadiran PLN, Abdullah menyampaikan kesungguhannya untuk mendukung program pemerintah khususnya untuk menyelamatkan lingkungan.
“Sejak tahun 2016, kami sudah concern dengan renewable energy bahkan saya sudah menggunakan motor listrik dan solar cell untuk rumah saya. Sehingga pada prinsipnya kami siap dan akan mendukung upaya PLN untuk transisi energi. Mari bersama mensosialisasikan ini, kemudahan dan perbandingan harga yang lebih murah digencarkan informasinya. Saya yakin jika sudah mengetahui itu, masyarakat Kediri akan tertarik beralih ke kendaraan listrik dan kompor induksi,” jelas Abdullah.
Lasiran pun memaparkan kelebihan dari kompor induksi yakni biaya operasional 25% lebih murah daripada kompor gas, resiko rendah, tanpa api, suhu konsisten, menggunakan timer, lebih ramah lingkungan karena tidak membuang emisi, praktis, elegan dan mudah dibersihkan serta dibawa.
“Kami siap berkolaborasi adakan berbagai kegiatan bersama, misal memasak dengan kompor induksi bersama PKK, RT RW disampaikan pula sisi ekonomisnya, agar semakin mantap beralih. Untuk kompor induksi nanti dibahas lebih lanjut implementasi ke kelurahan-kelurahan bagaimana tidak hanya sekedar mengeluarkan surat edaran tapi benar-benar untuk menggerakkan masyarakat agar beralih ke energi bersih,” pungkas Abdullah.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, kedua belah pihak sepakat untuk menguatkan sinergi dengan kerjasama program seperti CSR, Stasiun Penyediaan Listrik Umum (SPLU), fasilitas internet untuk tempat-tempat umum di kelurahan, serta program kerjasama lainnya. [Tio]