PLNWatch.WahanaNews.co | PLN berhasil merampungkan pembangunan tiga infrastruktur kelistrikan di Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara untuk mengakselerasi ekosistem Electrifying Tourism di Indonesia.
Mulai beroperasinya ketiga infrastruktur ini ditandai dengan keberhasilan pemberian tegangan pertama (energize) pada 10 Juni 2022 pukul 13.48 Wita.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Adapun ketiga infrastruktur terebut ialah Gardu Induk (GI) 150 kilo Volt (kV) PLTMG Baubau berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA), Gardu Induk (GI) 150 kV Baubau (New) berkapasitas 60 MVA dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV GI PLTMG Baubau–GI Baubau (New) dengan jumlah tower sebanyak 32 tower sepanjang 10,96 kilometer sirkuit (kms).
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi, Defiar Anis menyampaikan, Buton kaya akan potensi pariwisatanya yang beragam. Mulai dari wisata pantai dan pesona bawah laut, wisata air terjun, wisata budaya, kuliner hingga eco forest tourism.
"Tak hanya itu saja, Buton juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil aspal alam terbesar di dunia. Ditambah lagi potensi sektor kelautan dan perikanannya juga terus berkembang. Oleh karena itu, PLN berkomitmen dalam menyediakan pasokan listrik yang andal pagi pelanggan yang ada di Pulau Buton melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan," ujarnya dalam keterangan kepada media, Jumat (17/6/2022).
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Defiar mengungkapkan, banyaknya potensi di berbagai sektor yang ada di Pulau Buton ini tentunya harus dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan listrik yang memadai agar bisa dikembangkan secara maksimal.
Oleh karena itu, beroperasinya ketiga infrastruktur ketenagalistrikan ini diharapkan dapat mengoptimalkan evakuasi daya dari PLTU Baruta dan PLTMG Baubau, meningkatkan keandalan sistem Baubau, memenuhi kebutuhan listrik, serta mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan kelautan di Pulau Buton.
“Sebelumnya evakuasi daya dari PLTU Baruta dan PLTMG Baubau melalui sistem 20kV. Dikarenakan semakin bertambahnya beban sistem, maka dengan adanya saluran transmisi dan GI 150 kV ini penyaluran daya ke pusat beban dapat lebih optimal, andal dan membantu menurunkan angka biaya pokok penyediaan (BPP) listrik,” imbuh Anis.