Dengan demikian, tercipta lapangan kerja baru di masyarakat yang berdampak pada meningkatnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Hal ini mendukung tujuan pembangunan nasional berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah yang biasa disebut Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ISSF Nurul Iman menyebut kehadirannya bersama tim di Ende untuk mengevaluasi pengelolaan sampah menjadi energi dengan istilah TOSS yang merupakan bagian dari implementasi program Creating Share Value (CSV) yang telah dilaksanakan PLN pada 2020.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Tim yang turun ke Ende melakukan kunjungan lapangan kepada pemangku kepentingan terkait program TOSS terutama penerima manfaat.
Antara lain, SMK Negeri 2 Ende, Dinas Lingkungan Hidup Ende, masyarakat pembuat pelet dan pengguna pelet. Kemudian, organisasi ACIL Ende, Keuskupan Agung Ende, PLTU Ropa serta BUMDes Keliwumbu serta kelompok perajin tembikar yang memproduksi kompor pelet dari tanah liat di Desa Wolotolo Kabupaten Ende.
“Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan penerima manfaat, kami mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber bagi kami dalam mengevaluasi program," katanya sebagaimana diberitakan jpnn.com
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Nurul Iman menyebut program pengelolaan sampah menjadi pelet yang sedang dilaksanakan saat ini di Ende merupakan sebuah program yang sangat baik. Karena telah menciptakan mata rantai pengelolaan dari pengumpulan sampah sampai dengan pemanfaatan pelet menjadi energi kerakyatan.
"Hal baik yang sudah dilakukan ini perlu direplikasi oleh daerah lain karena manfaat program ini selain memberi solusi permasalahan sampah, juga memberi solusi masalah energi yang sudah menjadi permasalahan daerah, nasional bahkan dunia", pungkas Nurul Iman. [Tio]