“Perlu ada MoU untuk memastikan lahan yang dilewati aliran listrik ini tidak akan dicaplok jadi fasilitas umum,” paparnya.
Sayangnya, MoU tersebut belum bisa dibuat 2014 lalu. Pemkab mengambil jalan lain yang dinilai lebih praktis. Yakni, memberi bantuan solar cell untuk warga. Sayangnya, tenaga surya di sana tidak bisa bertahan lama.
Baca Juga:
DPR Apresiasi PLN Realisasikan PMN Untuk Program Listrik Desa
Jumlah listrik yang kecil hanya bisa menghidupkan 2-3 bola lampu di lingkungan itu. Selebihnya, lingkungan tidak bisa dialiri listrik. Sehingga, lingkungan gelap gulita pada malam hari.
Melihat masalah terus berkepanjangan, pria asal Desa/Kecamatan Grogol itu meminta Pemkab Kediri dan PTPN X untuk duduk bersama membahas problem tersebut.
“Pemkab butuh melayani masyarakatnya, PTPN X butuh tenaga kerja yang tinggal di Kampung Onggoboyo,” urai Taufiq meminta kedua belah pihak mencari jalan keluar.
Baca Juga:
Komisi VI DPR RI Apresiasi PLN Realisasikan PMN Untuk Program Listrik Desa
Taufiq memastikan penyaluran listrik ke Kampung di lereng Gunung Kelud itu adalah sebuah keniscayaan.
Sebab, hal serupa pernah dilakukan di Dusun Magersari Desa/Kecamatan Tarokan. Warga yang tinggal di lahan milik Perhutani itu sudah menikmati listrik selama beberapa tahun terakhir.
“Listriknya diambilkan dari Nganjuk,” paparnya berharap warga di Kampung Onggoboyo juga bisa segera mendapatkan listrik. Apalagi, belasan kepala keluarga (KK) yang tinggal di sana merupakan warga kurang mampu.