PLNWatch.WahanaNews.co | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong perusahaan setrum negara PT PLN (Persero) untuk meningkatkan efisiensi guna menekan biaya pokok penyediaan atau BPP tenaga listrik.
"Pemerintah harus mendorong PLN untuk meneruskan gerakan atau program efisiensinya agar BPP terus turun," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, Jumat (17/6/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Berdasarkan komposisi BPP tenaga listrik PLN outlook 2022, BPP tenaga listrik tercatat sebesar Rp 387,03 triliun.
Biaya pembelian tenaga listrik dari pembangkit swasta menduduki posisi teratas dengan porsi 36,18 persen atau setara Rp 140,04 triliun.
Kemudian, posisi kedua diisi oleh biaya pembelian bahan bakar dengan porsi 32,93 persen atau setara 127,45 persen.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Ini dibuat dengan asumsi harga minyak mentah 63 dolar AS per barel. Jadi, kalau 104 dolar AS per barel maka porsi biaya bahan bakar akan naik yang membuat BPP secara keseluruhan meningkat," jelas Rida.
Ia menjelaskan dari semua jenis bahan bakar yang digunakan oleh PLN hanya minyak yang terekspos bebas, sehingga sangat tergantung pada pergerakan harga di pasar mancanegara.
Sementara itu, bahan bakar batu bara dan gas sudah pemerintah atur melalui kebijakan domestic market obligation (DMO).