“Sejak tahun 2016, kami sudah concern dengan renewable energy bahkan saya sudah menggunakan motor listrik dan solar cell untuk rumah saya. Sehingga pada prinsipnya kami siap dan akan mendukung upaya PLN untuk transisi energi. Mari bersama mensosialisasikan ini, kemudahan dan perbandingan harga yang lebih murah digencarkan informasinya. Saya yakin jika sudah mengetahui itu, masyarakat Kediri akan tertarik beralih ke kendaraan listrik dan kompor induksi,” jelas Abdullah.
Lasiran pun memaparkan kelebihan dari kompor induksi yakni biaya operasional 25% lebih murah daripada kompor gas, resiko rendah, tanpa api, suhu konsisten, menggunakan timer, lebih ramah lingkungan karena tidak membuang emisi, praktis, elegan dan mudah dibersihkan serta dibawa.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Kami siap berkolaborasi adakan berbagai kegiatan bersama, misal memasak dengan kompor induksi bersama PKK, RT RW disampaikan pula sisi ekonomisnya, agar semakin mantap beralih. Untuk kompor induksi nanti dibahas lebih lanjut implementasi ke kelurahan-kelurahan bagaimana tidak hanya sekedar mengeluarkan surat edaran tapi benar-benar untuk menggerakkan masyarakat agar beralih ke energi bersih,” pungkas Abdullah.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, kedua belah pihak sepakat untuk menguatkan sinergi dengan kerjasama program seperti CSR, Stasiun Penyediaan Listrik Umum (SPLU), fasilitas internet untuk tempat-tempat umum di kelurahan, serta program kerjasama lainnya. [Tio]