"Dengan reserve margin yang begitu tinggi, mobil listrik mungkin bisa membantu dari sisi current account deficit," jelasnya.
Menanggapi usulan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah akan terus mendorong sektor transportasi untuk berpindah dari kendaraan berbasis fosil menjadi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Airlangga mengakui jika mobil listrik yang memiliki harga jual lebih tinggi 30% dari harga mobil konvensional menjadi tantangan tersendiri. "Memang dari seri harga EV (Electric Vehicle) memang lebih mahal 30-40% dibandingkan mobil ICE (Internal Combustion Engine)," ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut Airlangga, Presiden Joko Widodo juga mendorong agar kendaraan yang beredar di Indonesia sebisa mungkin harus ramah lingkungan atau memiliki emisi rendah. Selain KBLBB, pemerintah juga masih melihat perkembangan teknologi kendaraan berbasis energi hidrogen.
"Sehingga teknologi itu bukan sesuatu yang statis. Karena ke depan teknologi akan terus berkembang," tandasnya. [Tio]