PLNWatch.id | Kementerian Dalam Negeri menetapkan pengelolaan Pertashop di Desa Planjan, Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, sebagai unit percontohan untuk diterapkan di kabupaten dan kota lain. Keberadaan Pertashop di desa-desa diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pedesaan.
“Pemberdayaan desa akan memberikan akan memberikan manfaat yang positif terhadap kemajuan suatu daerah. Kami mempunyai harapan agar sinergi yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Cilacap dapat dilaksanakan di kabupaten dan kota lain,” ujar Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo, saat melakukan kunjungan kerja ke Pertashop yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nogrohu Sejahtera di Desa Planjan, Rabu (15/12/2021).
Baca Juga:
Pihak Pertamina Pertegas Tidak Ada Aturan Larangan Pertashop Melayani Pembeli BBM Non Subsidi dalam Jerigen
Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka meninjau salah satu Pertashop yang menjadi percontohan nasional untuk mempercepat persebaran Pertashop di desa-desa yang merupakan kerja sama antara Kementerian Dalam Negeri dengan PT Pertamina (Persero) dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pedesaan, yang telah dijalankan sejak awal tahun 2020.
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Cilacap dan Pertamina atas pencapaian program pembangunan perekonomian desa melalui Pertashop.
Pembangunan Pertashop ini akan dijadikan benchmark untuk meningkatkan kinerja kerja sama antara Pertamina dan Kementerian Dalam Negeri untuk pemenuhan bahan bakar yang murah non-subsidi kepada masyarakat, seperti produk Pertamax.
Baca Juga:
Ditegur Oknum yang Mengaku dari Polda Papua Barat, Operator Pertashop Jadi Bingung Melayani Konsumen
“Kementerian Dalam Negeri tak mau tanggung-tanggung untuk menjadikan desa yang menjadi basis usaha masyarakat ini untuk terus berkembang. Yang tadinya pertanian katanya nilai tambahnya kecil karena banyak hal faktor produksi yang sulit dijangkau di tingkat desa, dengan adanya Pertashop yang lebih dekat ini akan menjadikan nilai tambah usaha di desa itu semakin baik,” ungkapnya.
Tanggapan positif juga disampaikan oleh Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamudji. Malahan, dia mengatakan siap mendukung program pemerintah dan Pertamina, yaitu peningkatan ekonomi desa melalui Pertashop.
“Saya siap mensupport, mengawal sampai tuntas program pemerintah, khususnya Pertashop dari jajaran dinas terkait sampai ke tingkat desa. Sehingga program ini mendapat respons yang baik dan bermanfaat bagi keberlangsungan pengembangan ekonomi desa, selain itu masyarakat juga semakin mudah mendapatkan pelayanan,” ujar Tatto.
Omzet Rp 20 juta/bulan
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengungkapkan bahwa Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah dengan persebaran Pertashop yang cukup pesat dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.
“Sejauh ini terdapat 63 Pertashop sudah siap beroperasi di kabupaten Cilacap. Jumlah tersebut merupakan persebaran tertinggi di antara daerah lain, khususnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelas Brasto.
Hal ini menunjukkan dukungan positif dari masyarakat akan kehadiran Pertashop sebagai sumber energi berkualitas yang lebih dekat dengan masyarakat. Apalagi, kurang dari 2 tahun, masyarakat mulai banyak mengenal dan menerima manfaat dari Pertashop yang telah memberikan kemudahan akses untuk memperoleh energi di desa.
Tidak hanya itu, Pertashop juga telah menjadi ladang usaha baru bagi pengusaha-pengusaha lokal, tanpa terkecuali bagi BUMDes. Kehadiran Pertashop terbukti dapat meningkatkan nilai ekonomi desa. Tidak hanya bagi masyarakat karena memperoleh bahan bakar yang berkualitas secara merata, tapi juga membuka lapangan pekerjaan hingga menggerakkan roda ekonomi desa sebagai unit usaha yang dikelola BUMDes.
BUMDes Nogrohu Sejahtera di Desa Planjan sebagai contohnya. Unit penjualan BBM Pertamina ini mampu menyalurkan BBM dengan rata-rata harian mencapai 2.300 liter.
“Dari penjualan BBM tersebut BUMDes mampu menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta per bulan,” ungkap Brasto.
Selain BBM, BUMDes Nugrohu Sejahtera juga telah berhasil menggali potensi usaha lain di Pertashop tersebut, di antaranya penjualan produk tabung LPG, produk pelumas Pertamina, agen penjualan tiket bus, hingga pengelolaan lapangan futsal di sekitar lokasi Pertashop.
“Unit-unit usaha tersebut dikelola secara terintegrasi oleh BUMDes sehingga memiliki nilai tambah yang semakin tinggi yang efisien dan menguntungkan,” jelasnya.
Brasto berharap keberhasilan BUMDes Nugrohu Sejahtera dalam mengembangkan usaha Pertashop dapat diikuti oleh BUMDes lainnya, tidak hanya di Cilacap namun di daerah-daerah lainnya. Karena itulah, Pertamina terus membuka kesempatan bagi pengusaha-pengusaha lokal, baik dalam bentuk lembaga maupun perseorangan untuk berinvestasi Pertashop.
“Selain BUMDes, Pertamina juga sebelumnya telah mengembangkan skema kerja sama kemitraan dengan pesantren yang juga pertama kali dirintis di Cilacap, dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian pesantren,” paparnya. [Tio]