"Dengan demikian perkembangan jumlah wisatawan yang datang ke Bali akan mempengaruhi kinerja pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Bali," kata mantan Kepala KPwBI Provinsi DKI Jakarta itu.
Trisno mengingatkan, meskipun Bali memiliki potensi daya tarik pariwisata yang luar biasa (budaya, alam, laut, akomodasi dan lainnya), namun ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan untuk peningkatan pariwisata.
Baca Juga:
Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, MARTABAT Prabowo–Gibran Desak Pemerintah Tetapkan Ulos Produk Unggulan di Kawasan Otorita Danau Toba
Pertama, aksesibilitas. Bali dapat dikembangkan sebagai Super Hub Tourism yang mencakup Bali, NTB (Mandalika) dan NTT (Bajo), baik melalui jalur udara maupun laut.
Kedua, adalah atraksi. Selain wisata alam, pengembangan Bali sebagai medical & wellness tourism (wisata medis dan kebugaran), serta tempat favorit bagi digital nomad sangat besar.
"Ketiga adalah promosi. Meskipun Bali sudah terkenal, namun jumlah wisman Eropa dan Amerika lebih banyak yang datang ke Thailand. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan promosi ke negara-negara yang menjadi kantong wisman, " ujar Trisno.
Baca Juga:
MJUGGp, TNKS, dan Candi Muaro Jambi sebagai Pilar Utama Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Proyek konstruksi yang juga akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2023, seperti pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi, Turyapada Tower, Pelabuhan Benoa, Bendungan Sidan dan Tamblang, dan proyek konstruksi lainnya. [Tio]