Omzet Rp 20 juta/bulan
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengungkapkan bahwa Kabupaten Cilacap merupakan salah satu daerah dengan persebaran Pertashop yang cukup pesat dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.
Baca Juga:
Pihak Pertamina Pertegas Tidak Ada Aturan Larangan Pertashop Melayani Pembeli BBM Non Subsidi dalam Jerigen
“Sejauh ini terdapat 63 Pertashop sudah siap beroperasi di kabupaten Cilacap. Jumlah tersebut merupakan persebaran tertinggi di antara daerah lain, khususnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelas Brasto.
Hal ini menunjukkan dukungan positif dari masyarakat akan kehadiran Pertashop sebagai sumber energi berkualitas yang lebih dekat dengan masyarakat. Apalagi, kurang dari 2 tahun, masyarakat mulai banyak mengenal dan menerima manfaat dari Pertashop yang telah memberikan kemudahan akses untuk memperoleh energi di desa.
Tidak hanya itu, Pertashop juga telah menjadi ladang usaha baru bagi pengusaha-pengusaha lokal, tanpa terkecuali bagi BUMDes. Kehadiran Pertashop terbukti dapat meningkatkan nilai ekonomi desa. Tidak hanya bagi masyarakat karena memperoleh bahan bakar yang berkualitas secara merata, tapi juga membuka lapangan pekerjaan hingga menggerakkan roda ekonomi desa sebagai unit usaha yang dikelola BUMDes.
Baca Juga:
Ditegur Oknum yang Mengaku dari Polda Papua Barat, Operator Pertashop Jadi Bingung Melayani Konsumen
BUMDes Nogrohu Sejahtera di Desa Planjan sebagai contohnya. Unit penjualan BBM Pertamina ini mampu menyalurkan BBM dengan rata-rata harian mencapai 2.300 liter.
“Dari penjualan BBM tersebut BUMDes mampu menghasilkan omzet hingga Rp 20 juta per bulan,” ungkap Brasto.
Selain BBM, BUMDes Nugrohu Sejahtera juga telah berhasil menggali potensi usaha lain di Pertashop tersebut, di antaranya penjualan produk tabung LPG, produk pelumas Pertamina, agen penjualan tiket bus, hingga pengelolaan lapangan futsal di sekitar lokasi Pertashop.